Summary Delapan Mata Air Kecemerlangan

• Model manusia muslim
Model manusia muslim yang ideal adalah perpaduan antara kehendak-kehendak Allah yang tertuang pada sebuah desain model yang ideal dengan realitas kepribadian kita sebagai wadah yang menyerap kehendak-kehendak Allah tsb.
Model manusia muslim sendiri secara sederhana tercantum dalam Surat Al Ashr: beriman, beramal shalih, berwasiat pada kebenaran dan berwasiat pada kesabaran.
• Delapan mata air kecemerlangan
1. Konsep Diri
• Empat motivasi besar: misi hidup itu given, umur kita adalah sebuah misteri, peta potensi itu nisbi, lingkungan yang ditakdirkan
• Empat sikap dasar: Menyadari misi dan bukan memformulasikannya, menentukan umur efektif, mengembangkan kapasitas potensial internal secara berkesinambungan, menemukan momentum sejarah.
• Susunan konsep diri
Menentukan Aku diri, Aku social dan Aku ideal
2. Cahaya Pikiran
• Akar kepribadian : lintasan pikiran-memori-ide,gagasan,pikiran-tekad tindakan-kebiasaan-karakter
• Kekuatan lampu sorot : pikiran berkerja seperti lampu sorot dermaga. Pikiran adalah ruang penciptaan pertama bagi manusia.
• Tidak ada tindakan yang melampaui luasnya wilayah pikiran dan sebuah tindakan menempakkan diri dalam pikiran sebelum dia menampakkan diri dalam kenyataan.
• Manajemen Pikiran: Deteksilah lintasan pikiran kita, Jadilah manusia berpengetahuan, Ketahuilah apa yang harus anda ketahui, meningkatkan kekuatan berpikir.
3. Kekuatan Tekad
• Kekuatan tekad sebagai: Energi jiwa, daya sembuh, faktor kesuksesan, sumber pengaruh
• Sumber tekad: obsesi dan cinta
• Faktor pendukung: Ketenangan, konsentrasi, keteraturan.
• Virus-virus tekad: marah, banyak bicara, sikap usil, suka disanjung dan tidak tahan kritik
4. Keluhuran sifat
• Pesona keluhuran: pikiran, perasaan, dan tindakan selalu didorong, digerakkan dan dibimbing oleh kebenaran; selalu berorientasi kepada Allah sebagai pusat pertanggungjawaban; Selalu bertindak dengan standar moral yang tinggi; tidak pernah merasa kecewa dengan penolakan manusia selama mereka merasa diterima oleh Allah; mereka bintang dilangit meski kadang tertutup mendung.
• Akar Keluhuran: cinta kebenaran, kesabaran, kasih sayang, kedermawanan, keberanian.
• Karakter perolehan dan olah jiwa: obsesi keluhuran, potret pribadi luhur, teknik pembiasaan, self punishment, tradisi kebesaran.
5. Manajemen aset fundamental
• Kesadaran tentang aset kehidupan
Kesehatan: kesatuan jiwa dan raga, kenikmatan hidup, kendaraan jiwa dan pikiran
Waktu: Waktu adalah kehidupan, sumber daya yang tak terganti
• Manajemen Kesehatan
Standar Kualitas Fisik: Sehat, Bugar, kuat, Lincah
Wawasan kesehatan
Tradisi hidup sehat
• Manajemen Waktu
Maksimalisasi keterbatasan: mencapai rasio produktivitas (1 unit waktu= 1 unit amal); menciptakan efek pengganda (1 unit amal=beberapa unit pahala)
Distribusi cita-cita: prinsip kebertahanan, prinsip prioritas, keseimbangan, prinsip kesinambungan, prinsip momentum
Keteraturan: mempertahankan komitmen keteraturan, berusaha menikmati rutinitas, menyusun jadwal kerja.
6. Integrasi Sosial
• Masyarakat taman kebaikan: partisipasi proyek kebaikan, partisipasi melawan proyek kejahatan, rahmat dan berkah bagi masyarakat, perekat serpihan retak di masyarakat
• Integrasi sosial dan kematangan pribadi
• Virus-virus sosial: Angkuh, dendam, narsis, kasar, kikir, penakut, minder
• Mengembangkan keterampilan sosial: kekuatan cinta, the match maker, seni komunikasi.
7. Kontribusi
• Distribuasi rahmat dan peran sejarah
Sebagai pewaris Rasulullah, sudah selayaknya umat Islam menjadi pembawa rahmat semesta alam yang abadi. Kontribusi yang bisa diberikan: Pemikiran-pemikiran baru, profesionalisme, kepemimpinan, finansial.
Wilayah kontribusi yang yang kita pilih adalh porsi sejarah yang akan kita ukir dan amal unggulan yang kita rencanakan untuk meraih ridha Nya. Dan karena dasar kita adalah asas manfaat maka sebaiknya peran-peran kita haruslah merupakan solusi dari permasalhan-permasalahan masyarakat.
• Menjemput Takdir Sejarah kita
Analisa kebutuhan lingkungan sosial, Menemukan pusat keunggulan pribadi, Menyiapkan amal unggulan, Menjemput Momentum sejarah
8. Konsistensi
• Konsep Husnul Khotimah
• Syarat-syarat konsistensi: Jebakan kesuksesan, obsesi kesempurnaan, Perbaikan berkesinambungan, pertumbuhan berkesinambunganharapan dan kecemasan, usaha doa dan takdir.

Comments