Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah itu Mudah |
Akhir November kemarin, Surabaya
dikepung banjir. Info dari Suara Surabaya sekitar 75% wilayah Surabaya
terendam. Sedih dan geram. Gang depan masuk komplek, air menggenang setinggi
paha orang dewasa. Air masuk ke rumah. Agenda nguras rumah jadi tak terelakkan. Sebenarnya warga Surabaya utara
kayak kami sudah ga asing lagi memang dengan banjir. Tapi dari tahun ke tahun
kok makin parah ya. Padahal kalau dilihat-lihat taman di Surabaya makin baik.
Sayangnya banjir justru makin meluas ke mana-mana. Tanya kenapa.
Jaman kita SD dulu tentu akrab dengan
ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Supaya ga banjir. Saya kadang
bingung sudah buang sampah pada tempatnya lantas tiap tahun tetap saja diteror
banjir. Salah? Enggak juga. Karena ternyata produksi sampah kita tuh banyak
banget. Menurut penelitian setiap tahun Indonesia memproduksi 65,8 juta ton
sampah. Lebih mirisnya lagi kita juga ikut menyumbang 1,29 MMT (million metric
ton) sampah plastik yang notabene susah diurai, ke laut setiap tahun.
Ga percaya? Coba cek tempat sampah masing-masing di rumah. Sehari aja pernah ga kita enggak nyampah. Mulai sampah yang gampang di urai kayak tulang ayam atau ikan, daun dan kertas bekas sampai yang perlu ribuan tahun untuk diurai, botol minuman ringan atau bungkus snack ciki-ciki *sodorin kaca, malu.
Makin parah karena sampah di rumah kita
ternyata ga pernah dipilah. Plung-plung
aja gitu langsung masuk. Ga usah yang ribet sampah dipilah sampai 7 macam kayak
di Jepang. Pilah yang organik dan nonorganik aja enggak. Iya apa iya? #selftoyor
Kampanye
Pemilahan Sampah oleh Unilever dan Hypermart
Bu Agnes dan Pak Abraham |
Berawal dari kegelisahan itu pas banget tanggal
2 Desember 2017 yang lalu ditawarin buat datang di acara yang dihelat oleh
Unilever bekerja sama dengan Hypermart. Mengundang perwakilan dari Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga perwakilan dari Aprindo (Assosiasi
Pengusaha Retail Indonesia) wilayah Indonesia Timur.
Ibu Agnes Gusti dari Kementrian
lingkungan hidup dan kehutanan menyampaikan info tentang jumlah sampah yang ada
di Indonesia sudah over limit. Sampah dari rumah tangga kita sudah sampai ke
laut.
Kalau terus begini bagaimana mungkin
menciptakan kota yang bersih dan sehat. Jauh panggang dari api. Kita harus
berbenah.
Bukan cuma saya, kamu atau kalian.
Kita.
Bapak Abraham Lindung dari Aprindo
menyambut baik ajakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah. Beliau
mencontohkan tentang kampanye kantong plastik berbayar. Kenyataannya kampanye
kantong plastik berbayar selama ini kurang efektif karena pada dasarnya hal
pertama yang perlu diubah adalah pola pikir masyarakat. Percuma dibuat berbayar
kalau pada dasarnya emang belum tergerak. Beliau juga berjanji bahwa Aprindo
siap mendukung 100% program-program yang digagas pemerintah untuk mengurangi
produksi sampah yang sulit diurai.
Bu Maya dan Pak Denny |
Adalah ibu Maya Tamimi selaku Head of Environment and Sustainability dari
Yayasan Unilever Indonesia, menyampaikan bahwa untuk mengatasi permasalahan
sampah perlu kerjasama dari berbagai pihak utamanya untuk memberikan edukasi
mengenai pentingnya pemilahan sampah. Dan rumah tangga sebagai skala terkecil
menjadi tujuan jangka pendeknya.
Komitmen menarik juga diungkap Unilever
melalui Unilever Sustainable Living Plan
(USLP). Sebuah strategi untuk mengurangi jejak lingkungan yang ditimbulkan sekaligus
meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. Target di 2025 seluruh kemasan
plastik Unilever akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau diurai. We’ll see.
Ada
Dropbox, Buang Sampah di Hypermart
Menyambut gagasan Unilever, Bapak Danny
Kojongian sebagai Corporate
Communications Director & Corporate Secretary PT. Matahari Putra Prima
Tbk, menyampaikan dukungannya dengan menyediakan dropbox di beberapa gerai Hypermart di Surabaya. Tujuannya untuk
menarik konsumen Hypermart untuk membuang sampah kemasan plastik mereka di dropbox. Ada reward menarik untuk konsumen yang bersedia berpartisipasi. Dropbox yang disediakan Hypermart dibuat
terpisah untuk beberapa jenis sampah plastik demi mengedukasi masyarakat bahwa
memilah sampah itu mudah.
membuang sampah kemasan di dropbox |
contoh pengolahan limbah plastik menjadi trashion |
Sampah kemasan plastik yang telah terkumpul akan disalurkan kepada jaringan bank sampah binaan Unilever untuk diolah menjadi trashion atau disalurkan kembali kepada industri daur ulang.
Fyi, Unilever bersama mitranya telah
memiliki pabrik pengolahan sampah berbasis teknologi Creasolv di Sidoarjo. Plastik fleksibel dapat didaur ulang menjadi
bahan baku kemasan sachet dan pouch.
pengelolaan sampah perlu kerjasama semua pihak |
So, you wanna join?
Comments
Post a Comment