http://www.bakerstreetjournal.com/bohemiansouls.html |
Beberapa saat yang lalu teman-teman dari komunitas
bloger Gandjel Rel mengadakan arisan link yang temanya tentang buku favorit
yang menginspirasi. Walaupun ga ikutan arisan, saya juga mau ah posting tentang
buku yang saya suka.
Jadi, saya memang hobi baca buku sejak kecil.
Terutama buku yang ada ceritanya. Terutama lagi novel. Sayangnya, kesukaan saya
membaca novel kurang mendapat dukungan dari ayah ibu. Beliau berpikir kalau
saya kebanyakan baca novel jadi lupa belajar. Padahal bener sih, haha. Soalnya
kalau sudah pegang novel, sebelum novel itu habis dibaca saya akan ketagihan
terus. Sambil makan, mau tidur bahkan ke kamar mandi pun dibawa. Jadi tahu kan
alasan kenapa minus kacamata saya tebel. Alhasil ayah ibu ga pernah kasih saya
uang kalau bilang mau buat beli novel. Solusinya? Ngerental!
Jaman saya SMP dulu, di dekat sekolah ada tempat
persewaan buku yang sangat hits. Teman-teman sekelas hampir semua jadi member
di sana. Kebanyakan mereka pinjam komik atau goosebumps. Di rental buku itulah
perkenalan saya dengan novel yang ternyata akan menjadi novel favorite sepanjang
masa yaitu serial detektif karangan Sir Arthur Conan Doyle: Sherlock Holmes.
Novel ini menceritakan petualangan detektif swasta
yang pinternya amit-amit bernama Sherlock Holmes dan sahabatnya seorang dokter
pensiunan tentara, dr Watson. Mereka tinggal di sebuah rumah sewaan di kota
London, Baker Street 221B. Berdua mereka saling menolong untuk memecahkan
kasus. Yah walaupun yang lebih banyak berperan Holmes tentu saja. Kasus yang
paling saya suka adalah kisah tentang seorang perempuan bernama Irene Adler. Jadi
dalam setiap serialnya, diceritakan bahwa Holmes tidak pernah menaruh perhatian
khusus pada wanita. Bahkan saya kadang menangkap kesan bahwa wanita bagi Holmes
bukanlah sosok yang perlu dikhawatirkan, karena maaf, kurang cerdas. Sampai dia
bertemu dengan Irene Adler.
Sosok Irene Adler sendiri muncul di kasus Bohemian
Scandal. Suatu hari Holmes didatangi seseorang yang mengaku bangsawan dari
Bohemia. Demi kerahasiaan identitas sang bangsawan yang mengaku sebagai utusan
raja Bohemia itu mengenakan topeng. Berkat kejelian Holmes dalam mengamati
objek, dia langsung tahu bahwa yang menemuinya tidak lain adalah sang raja
sendiri. Akhirnya sang raja jujur mengakui jati dirinya yang sebenarnya dan
mengungkap alasan mengapa ia membutuhkan jasa Holmes.
Dalam waktu dekat sang raja akan menikah. Masalahnya,
di masa lalu raja memiliki hubungan terlarang dengan seorang seniman teater
bernama Irene Adler. Adler menyimpan surat-surat pribadi mereka juga foto
pribadi yang menurut sang raja bisa mengancam keberlangsungan pernikahannya.
Sang raja bermaksud meminta surat dan foto tersebut untuk dimusnahkan, namun
Adler menolak. Pun dengan bujukan sejumlah uang bahkan ancaman pembunuhan.
Adler bahkan sempat mengancam balik akan mengirimkan foto dan surat pribadi
mereka kepada calon ratu jika sang raja tetap mengusiknya. Diketahui bahwa
beberapa bulan terakhir Adler tinggal di London dan raja kemudian ingin Holmes
mengambil foto dan surat tersebut untuknya. Holmes bersedia dan segera
melakukan penyamaran. Di tengah penyamaran Holmes mengetahui bahwa Adler telah
menikah dengan seorang pengacara. Tanpa diduga Holmes, Adler menyadari
penyamaran Holmes dan diam-diam meninggalkan London dan meninggalkan surat yang
ditujukan untuk Holmes. Dalam surat tersebut menyebutkan bahwa Adler menyimpan
foto dan surat pribadinya bersama raja untuk jaminan keamanannya. Holmes begitu
terpesona akan kemampuan Adler mengenali penyamarannya. Atas saran dari Holmes
akhirnya sang raja melepaskan Adler. Dan Holmes hanya meminta imbalan foto
Adler untuk disimpannya.
Berbeda dengan versi film, di novel ketertarikan
Holmes pada Adler bukanlah ketertarikan secara perasaan. Namun semacam
kekaguman dan rasa hormat atas kecerdasannya yang tidak biasa diberikan Holmes
pada seorang wanita. Beberapa kali dalam kisah lain Holmes menyinggung Adler
sampai dr Watson menggodanya. Namun kembali lagi Holmes menegaskan bahwa
ketertarikannya sebatas rasa kagum.
Bohemian Scandal ini banyak mengubah pandangan saya
tentang sosok Sherlock Holmes. Ternyata seorang Sherlock Holmes yang begitu
arogan dan mengunggulkan kemampuan dirinya *ya emang dia pinter dan bisa
diandalkan sih, bisa dikalahkan oleh seorang wanita. Saya juga menangkap pesan bahwa Holmes cukup dibuat shock oleh kecerdasan dan kecakapan seorang wanita. Rasanya saya pengen ngomong gini ke Holmes,"Tuh kan, emang enak dikibulin cewek. Makanya jangan suka ngeremehin perempuan!" Hahaha.
Kalau gini kan jadi ingat kata pepatah, never judge a book by its cover. Iya kan ya?! Iyain ajalah, biar cepet.
Haha ternyata pernah dikalahkan juga yaa om sherlock..
ReplyDeleteIni detektif paporit akoohhh
ReplyDelete--bukanbocahbiasa(dot)com--